Plesiran Keliling Malioboro

Plesiran naik Andong

Hiruk pikuk serta ramainya Kota Yogyakarta seakan enggan untuk berhenti sehubungan dengan banyaknya orang-orang yang selalu datang dalam keramaian kota Yogyakarta.Orang-orang bule dan masyarakat lokal berbaur menikmati malam dalam keramaian Kota Yogyakarta. Kota yang terkenal dengan gudegnya ini seakan selalu membawa kenangan tersendiri bagi pelancong yang sudah datang ke Yogyakarta. Selain terkenal dengan gudegnya yang enak, Yogyakarta terkenal juga dengan seni dan budayanya , masyarakat yang masih menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya Jawa.

Padatnya jalanan membuat rombongan kecil kami terpaksa harus memarkirkan kendaraan yang cukup jauh, karena tidak bisa di tempuh dengan mobil menuju ke Jalan Malioboro. Setelah mencari parkiran mobil yang aman, rombongan kecil kami pun menyusuri jalanan dengan berjalan kaki menuju Jalan Malioboro, sambil menikmati keramaian jalanan. Setelah sekian lama dan lumayan jauh rombongan kami melangkah dan mulai merasakan capek dan letihnya kaki-kaki kami berjalan sementara Jalan Malioboro masih jauh  ke sana. Sesekali terdengar suara tukang becak setiap kali melewati kami dengan menawarkan jasanya, tetapi sekian kali pula terdengar penolakan dari kami, terlihat juga kereta-kereta kuda ( andong ) yang melintas dengan membawa penumpangnya. Hingga rombongan kami pun menyerah dan terduduk di trotoar jalanan.

Di tengah asyiknya istirahat kami iseng-iseng memanggil kusir andong yang sedang melintas di depan kami untuk mengantarkan rombongan kecil kami ke Jalan Malioboro. Kebetulan si Tukang andong tidak sedang membawa penumpangnya alias kosong. Setelah tawar menawar dengan kesepakatan ongkosnya, maka rombongan kamipun berangkat dengan naik andong. 

Andong adalah Sebuah angkutan tradisional sejenis kereta yang di tarik dengan kuda. Andong hingga kini masih banyak dipakai oleh masyarakat Yogyakarta. Keberadaan dari andong sendiri sudah lama menjadi bagian dan ikut mewarnai wisata di Yogyakarta. Kusir andong dengan mengenakan pakaian jawa lengkap seakan membawa kita ke masa lampau. Sesekali sang kusir membunyikan suara lonceng andongnya kalau jalanan lagi ramai. Rasanya jalanan penuh sesak oleh orang-orang yang hanya sekedar jalan-jalan, becak yang lalu lalang, andong yang selalu hilir mudik serta orang-orang penjaja makanan.

Pinggiran Jalan Malioboro dipenuhi oleh para pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai barang dagangan. Kalau sahabat travel berkunjung ke Malioboro jangan lewatkan untuk berbelanja di sini. karena di sepanjang Jalan Malioboro banyak sekali menjual makanan khas Yogya yang bisa dijadikan oleh-oleh untuk di bawa pulang yang bisa di dapatkan disini. Berbagai cendramata, atau berbagai pakaian juga kaos khas Yogyakarta. Bagi Sahabat travel yang pengin memanjakan lidahnya bisa mencari tempat makan yang berjajar di sepanjang emperan toko.Warung-warung lesehan ini menyediakan berbagai masakan. Sahabat travel tinggal pilih menu dan memesannya. Di tengah-tengah keramaian jalanan akan dijumpai beberapa senimam-seniman yang sedang menunjukkan atraksinya. Seperti beberapa kelompok atau grup musik dengan berbagai macam alat musiknya lengkap disertai dengan penarinya. Seakan mereka sedang menghibur bagi pelancong-pelancong yang melihatnya. 
Mereka akan segera membuka dan menutup jalanan kita apabila kendaraan kita sedang melaluinya seakan semua sudah menjadi bagian di antara keramaian jalan malioboro.

Keliling pada malam hari di Malioboro seakan membawa keasyikan tersendiri apalagi keliling dengan andong rame-rame bersama orang-orang tercinta.

Berphose di keramaian Malioboro

Tweet

Subscribe to receive free email updates: